SELAMAT DATANG DI ARIE@blog's

SEMANGAT DAN SUKSES SELALU

Kamis, 22 September 2011

HOBBY YANG MENGHASILKAN UANG

Postingan ini adalah pengalaman pribadi saya yang mungkin bisa dilakukan oleh kawan-kawan semua, atau sebagai motivasi agar muncul inovasi yang bisa menghasilkan uang yang pastinya halal dan hanya dengan duduk manis di depan komputer. Jangan salah dulu kawan... ini bukan mengenai trading atau membobol situs-situs yang menjual sesuatu. Kalau di bandingkan ndengan itu apa yang saya lakukan mungkin lebih sedikit menghasilkan uang, tapi bukan berarti sedikit nominalnya lho.... kalau di bandingkan dengan membobol situs ya jelas lebih sedikit maksudnya.
Nah sekarang sebelum membahas terlebih dahulu kita akan menghitung-hitung dulu uang yang kita dapat dengan cara ini. Siap...... hahahahaha. Aktivitas yang saya lakukan di depan komputer ini menghasilkan Rp. 100.000,- /6 jam. Dalam sehari secara optimal kita hanya menghasilkan Rp.200.000,- berarti bekerja 12 jam. Oke, sekarang kita hitung sehari kita menghasilkan 100ribu saja. kalau dikalikan 30 (satu bulan) sudah ketemu nominal Rp.3.000.000,- nah tuh kan. Gaji per bulan 3juta itu gak sedikit lho, apalagi kalau itu cuma hobbi. kalau sehari 200rb berarti 30 hari Rp.6.000.000,- setara dengan kepala cabang sebuah perusahaan kan.
Baik lah akan saya ceritakan pengalaman saya mulai dari tahun 2010 lalu. Hobbi saya adalah bermain musik, ngeband gitu bahasa kerennya. trus saya mahir mengoperasikan Fruity Loop berbagai versi dan beberapa Audio Editing. nah dari situ sayan iseng awalnya memasang iklan di www.tokobagus.com, di Facebook, dan di twitter dengan jenis barang yang di jual adalah lagu MINUS ONE. jadi di hilangin suara vocalnya. dan dari situ ternyata ada yang pesen beberapa buah lagu. Dulu awalnya cuma dapet pesenan 3 buah lagu dari artis lokal, dan ternyata artis tersebut sangat senang karena hasil Minus One yang saya buat dengan Fruity Loop itu di gunakan off air dan banyak yang suka. malahan Artis tersebut merekomendasikan saya ke teman2 nya. dari situ pintu rejeki terbuka lebar. Girl band D'MANTANS yang beranggotakan mantan-mantan istri penyannyi seperti Ratna Damayanti (mantan istri Riski the titan), Okie Agustina (Mantan istri Ungu) dan 3 temannya Five-V, Bunga dan Christie juga pesan lagu Minus one yang cukuop buanyak sehingga saya kewalahan. dari situ saya berfikir bisnis ini sangat menguntungkan. dengan Modal Rp. 0 ,- saya bisa mendapatkan untung yang banyak. 
Naah bagi temen temen termotivasi postingan saya ini, saya hharap hatinya akan tergerak sebagai generasi muda yang produktif. Kita tetep cari kerja, tapi hoby juga tetep jalan. Pamer lagi ah, kalau kita bekerja dengan gaji Rp.2.000.000,- dan dapat penghasilan dari hoby seperti saya yang rata2 Rp.5.000.000,- berarti selama sebulan udah mengantongi Rp.7.500.000,- wuiiiiih. gaji dari kerjanya kalah dari gaji dari Hoby. nah semoga info ini bermanfaat bagi kawan-kawan dan adik-adik yang kreatif, inovatif dan produktif. SEMANGAT dan SUKSES SELALU..... AMINNNNN

Rabu, 21 September 2011

BIOSECURITY BETERNAK AYAM






Info Ternak
Dalam meningkatkan biosecurity
tidak hanya di wilayah kandang saja, jadi pelaksanaan pengamanan dari segi bio, harus juga di antisipasi dari semua penjuru dan bagian di sebuah perusahaan peternakan tersebut, demi berkembangnya perusahaan yang berjuang di bidang peternakan, jadi harus secara bersungguh-sungguh dalam memahamii dan menjalankan proses biosecurity dengan baik dan benar.

ADAPUN tempat yang harus di perhatikan adalah sebagai berikut:
  1. Gerbang Utama: Di lokasi ini yang bertanggung jawab adalah Watch Man (satpam)
Gerbang utama adalah tempat yang paling penting harus di perhatikan, disini adalah tempat umum dimana semua orang dan berbagai kendaraan asing bisa masuk ke lokasi peternakan sebelum memasuki kawasan yang lain, DEMI KESELAMATAN KESEHATAN yang harus di lakukan adalah:
  • Tugas satpam adalah harus mencatat, Semua Personal atau orang, dan mobil yang keluar masuk melalui pintu ini harus mengisi buku tamu, yang harus di catat adalah: waktu masuk, number mobil, berapa orang di dalam mobil tersebut, dan apa tujuan orang tersebut masuk ke dalam lokasi.
  • Termasuk pekerja, dan mobil yang datang dari luar Harus di persilahkan masuk ke tempat lokasi setelah di spray menggunakan disinfectants.
  • Tempat lokasi Foot Dip (celup kaki yang berisi air disinfectant) dan tempat lokasi penyemprotan mobil harus di bersihkan sehari sekali atau ketika air sudah kotor.
  • Siapkan seragam khusus untuk orang yang masuk kedalam lokasi sebuah peternakan, jadi sebelum mereka masuk ke dalam, harus mandi terlebih dahulu, dan mengganti pakaian mereka dengan yang sudah di persiapkan tadi, tapi dengan catatan pakaian tersebut harus bagus dan bersih , demi kenyamanan si pengguna.
  • Orang yang membawa mobil kedalam lokasi peternakan (selain lokasi kandang) jangan di persilahkan membawa mobil kedalam lokasi kandang walaupun ada tujuan apa? Gunakan mobil dalam yang sudah di persiapkan.

  1. Di daerah office, yang bertanggung jawab adalah HC (health Control- vaccinator) , Bersihkan lingkungan yang berhubungan dengan penempatan vaksin (di office) gunakan disinfectant seminggu sekali,
  2. Di Gerbang masuk yang menuju ke lokasi kandang (main entrance shower)
    1. Semua Mobil yang masuk dan keluar harus melalui ruangan yang menggunakan auto spray dengan disinfectant,
    2. Disinfectant harus dig anti jika lokasi vehicle dip di ketahui sudah kotor, dan perhatikan dosis yang digunakan adalah dosis yang dianjurkan oleh perusahaan yang membuat disinfectant tersebut.
  3. Di Tempat pemeliharaan D.O.C (untuk yang menggunakan system Multy Age), Yang bertanggung jawab disini adalah: Leader flock, Assistant Leader, vaccinator, supervisor, dan veterinarian (dokter Hewan)
    1. Semua barang yang banyak digunakan di kawasan D.O.C harus melalui disinpeksi sebelum di gunakan atau masuk ke kandang yang masih muda tersebut, apabila menggunakan barang dari luar (lokasi selain di kawasan tersebut atau barang baru) seharusnya di cuci terlebih dahulu dan disinfeksi, selanjutnya fumigasi.
    2. Pastikan orang yang mau masuk ke dalam kandang yang ayamnya masih berumur di bawah 18 minggu harus mandi terlebih dahulu (tanpa terkecuali), dan menggunakan pakaian, sepatu but, yang sudah di sediakan khusus untuk orang yang mau masuk kedalam kandang,
    3. Sepatu dan pakaian yang di pakai di dalam kandang, pastikan jangan di pakai untuk kerja di luar kandang, sepatu dan pakaian harus tetap terpisah, jangan bercampur-aduk (baju dalam dan baju luar) untuk menghindari kontaminasi penyakit dari luar ke dalam.
    4. Orang yang masuk kedalam harus memasuki ruangan auto spray (dimana ruangan ini secara otomatis menyemburkan disinfectant) ketika orang masuk kedalamnya.
    5. Foot dip (atau tempat cuci kaki yang berada di dalam kandang) harus tetap bersih, dan gunakan dosis yang sudah di tetapkan, ganti dengan secepatnya jika foot dip tersebut sudah kelihatan kotor, karena apabila kotor, larutan disinfectant tidak akan bekerja secara maksimal,
    6. Seragam yang di gunakan untuk brooding di dalam kandang grower tersebut harus di rendam terlebih dahulu dengan menggunakan disinfectant sebelum di cuci.
    7. Jangan menyimpan barang yang tidak di perlukan di dalam kandang tersebut, simpan barang yang di perlukan saja, karena barang yang tidak di perlukan apabila terus disimpan di dalam maka benda tersebut akan kotor dan kemungkinan akan menjadi tempat penyakit.
  4. Di kandang yang sudah sudah bertelur atau yang di sebut kandang layer (atau ayam yang berumur 23 sampai 65 minggu) untuk ayam jenis layer dan PS (parent stock). Yang bertanggung jawab disini adalah, supervisor, leader flock, dan assistant.
    1. Nest box atau sangkar yang akan di gunakan untuk bertelur harusnya di spray terlebih dahulu dan baru boleh di tempatkan di dalam kandang.
    2. Masukan nestbox atau sangkar kedalam kandang ketika ayam berumur 16 minggu, dengan tujuan ayam harus sudah belajar sebelum ayam memasuki umur layer (masa bertelur umur 23-65 minggu), dengan demikian ayam sudah belajar secara perlahan dan bertahap yang nantinya akan mengurang atau meminimalis telur lantai, karena telur lantai tidak akan di gunakan untuk H.E (hatching egg) telur yang layak tetas.
    3. Gunakan sekam untuk mengisi nestbox atau sangkar, gunakan sekam yang masih baru, jangan gunakan sekam bekas, karena sekam yang tidak layak pakai akan mengakibatkan kontaminasi secara langsung, dimana telur akan melakukan kontak langsung dengan sekam ini.
    4. Ketika ayam berumur 40 minggu, ganti lah sekam nestbox dengan sekam baru, dengan tujuan ketika umur ayam 40 minggu pastinya nestbox sudah kotor, dengan melakukan penggantian sekam tersebut maka kontaminasi telur yang berakibat dari sekam kotor akan bisa terisolasi dan di kurangi,
    5. Untuk kandang tertutup dan menggunakan system dark out( kandang yang tertutup dengan tirai hitam, dan hanya menggunakan penerangan 8jam di siang hari, tanpa menggunakan sinar matahari) seharusnya membuka tirai hitam tersebut ketika ayam berumur 20 minggu, gunakan penerangan menggunakan lampu dan sinar matahari.
  5. PEKERJAAN YANG HARUS DI LAKUKAN RUTIN (DIDALAM KANDANG)
    1. Bersihkan pipa untuk ayam minum (nipple line), tankki air, dan flushing dengan menggunakan Hi-Chlone setiap 2 minggu sekali, yang bertujuan untuk menghindari tumbuhnya bio-film (kotoran yang menempel di dalam pipa nipple, yang nantinya akan berwarna hijau itu yang disebut bio-film).
    2. Apabila anda menggunakan manual feeder atau yang biasa di sebut, "tempat makanan secara manual" mau yang di gantung atau yang berbentuk talang )linear feeder), bersihkan seminggu sekali dan cuci, karena feeder adalah barang yang sangat berbahaya jika tidak dirawat kebersihan-nya, ketika feeder kotor berkemungkinan besar ayam akan cepat terserang penyakit, yang di sebabkan dari micro bacteri yang tumbuh dan berkembang biak di feeder tersebut, maka hindari pemakaian feeder kotor.
    3. Bersihkan cooling pad( coolingpad adalah sebuah system dimana akan berfungsi jika suhu di dalam kandang semakin panas) fungsinya adalah untuk menurunkan atau menstabilkan suhu, ketika suhu di dalam kandang melebihi panas 29,5 derajat selcius, maka coolingpad akan berjalan dengan membawa suhu yang relative rendah, dengan demikian suhu di dalam kandang akan stabil kembali. Dengan program ini maka bersihkan cooling pad setiap 2minggu sekali, karena apabila coolingpad kotor, atau bak collingpad kotor, secara langsung akan membawa penyakit ke dalam kandang dan menyeluruh kandang akan terkontaminasi, karena coolingpad adalah dimana sumber udara masuk secara bebas. Maka hindari coolingpad dan bak coolingpad kotor. Ketika sudah di bersihkan campurkan disinfectant kedalam bak coolingpad tersebut.
    4. Untuk yang menggunakan kipas blower atau exhaust fan, bersihkan kipas ini secara teratur seminggu sekali, maka jika terjadi kipas kotor, kipas tersebut akan berat, dan fungsinya akan menurun, ketika fungsi kipas menurun atau semakin lambat, maka aliran udara di dalam kandang akan semakin lambat, dengan aliran udara lambat, amoniak akan meningkat, gejala gangguan pernafasan akan terjadi setelah beberapa hari, maka kipas utama harus tetap bersih supaya bisa berfungsi dengan baik. Jangan biarkan ammoniac di dalam kandang melebihi 50ppm, jika terjadi ammoniac tinggi maka langkah yang harus di lakukan adalah dengan mengganti sekam, bersihkan kipas, hindari sekam basah dikandang, dan menabur kapur di bawah slat, untuk mengeringkan lokasi yang basah.
    5. Balik sekam setiap hari, untuk menghindari sekam lembab dan basah, dengan membalik sekam maka ammoniac yang ada di dalam sekam akan terbawa oleh angin kipas keluar, dengan demikian jika ammoniac rendah ayam lebih jauh dari menderita peyakit pernafasan. Gunakan kapur jika di perlukan.
    6. Bersihkan debu yang ada di dalam kandang, bersihkan tiap hari, karena debu sumber penyakit pernafasan, dan sumber penyakit lainnya.
    7. Buang atau afkir ayam yang sakit, dan jangan membiarkan ayam sakit tinggal di dalam kandang, seleksi ayam yang sakit setiap hari dan ayam yang tidak layak telur. Maka jika ayam sakit terus tinggal di dalam kandang, maka penyakit tersebut akan cepat menular ke ayam yang lebih sehat. Maka segera-lah seleksi dan buang ayam yang sakit sebelum menjadi vector penyebab menularnya penyakit ke ayam yang lain.
    8. Cuci tangan anda sebelum dan sesudah melakukan seleksi telur, dengan tujuan untuk tetap bersih, maka jika telur tetap bersih maka kualitas telur tersebut akan lebih bagus untuk dijadikan telur tetas.
    9. Lakukan pemberian racun tikus di dalam kandang 2 minggu sekali, karena tikus adalah sumber penyakit, jika tikus semakin banyak populasi nya di dalam kandang, maka kemungkinan besar penyakit yang akan di timbulkan dari tikus tersebut semakin besar, sebagai contoh, tikus akan mengambil makanan ayam atau memakan makanan ayam dari feeder, ketika tikus memakan makanan, tikus akan sambil mengeluarkan kotoran (berak) dengan demikian ayam yang memakan tai tikus teersebut akan menderita sakit, sperti salmonella pullorum, dan lain-lain, maka lakukan lah pemberian racun secara teratur di dalam kandang.
    10. Ketika ada ayam yang mati di dalam kandang, maka segera ayam tersebut keluarkan dari kandang, dengan pastinya, ayam yang mati tersebut adalah ayam yang sudah sakit, untuk menghindari penularan penyakit dari ayam yang meti tersebut maka harus segera membuang ayam yang mati secara langsung.
    11. Spray atau semprot lokasi kandang (bagian luar kandang) seminggu sekali, dengan menggunakan disinfectant secara teratur.
  6. VAKSINASI-ORANG YANG BERTANGGUNG JAWAB ADALAH VAKSINATOR, SUPERVISOR, LEADER FLOCK DAN ASSISTANT LEADER.
    1. yang sudah di tetapkan,
    2. Sebelum melakukan vaksinasi, dari office atau dimana tempat vaksin di simpan, maka cara membawa vaksin harus benar.
      1. Perhatikan dan catat kadaluarsa vaksin, jika vaksin sudah kaladuarsa (expired) maka jangan gunakan vaksin tersebut, gunakan vaksin yang belum kadaluarsa, hindari pemakaian vaksin jika kadar kadaluarsa nya kurang dari satu bulan.
      2. Ketika vaksin sebelum di masukan ke tempat vaksin (mungkin termos vaksin-untuk membawa vaksin dari tempat penyimpanan ke kandang) maka satu jam sebelum vaksin disimpan, sebaiknya termos tersebut di isis dengan es batu, dan pastikan di dalam termos vaksin yang berisi es batu tersebut suhunya di bawah 2 drajat Celsius jangan melebihi 5 drajat. Karena jika vaksin di simpan di suhu yang panas maka vaksin live itu akan mati, dan tidak layak untuk di gunakan, untuk itu agar vaksin tetap hidup dan layak di gunakan maka kita harus menyimpan vaksin itu dengan suhu 1-5 drajat celcius.
      3. Vaksin-lah ayam yang sehat saja, jangan memvaksin ayam yang sakit, karena ayam yang sakit tidak akan menerima reaksi dari vaksin tersebut
    3. Ketika selesai vaksin, vial vaksin(botol vaksin) seharusnya jangan di buang sembarangan, bawa botol bekas vaksin tersebut ke tempat dimana anda menyimpan vaksin tersebut.
    4. Rebus botol vaksin tersebut dengan menggunakan air panas, dengan tujuan untuk memastikan vaksin itu mati, dan buang lah ke tempat sampah yang jauh dari lokasi kandang.
    5. Jika anda mempunyai sisa vaksin, maka sisa vaksin trersebut jangan di buang di sembarang tempat, campur sisa vaksin tersebut dengan disinfectant dan rebus dengan menggunakan air panas lalu buang ke tempat sampah yang jauh dari lokasi kandang.
  7. Tempat Post Mortem
    1. Tempat ini adalah tempat untuk membedah ayam yang sakit atau ayam yang sudah mati untuk mengetahui penyakit apa yang di alami oleh ayam tersebut. Maka langkah-langkah biosecurity

      yang harus di perhatikan adalah:
      1. Ketika membawa ayam mati tersebut ke tempat post-mortem mungkin menggunakan mobil, maka mobil tersebut setelah membawa ayam yang mati, harus segera di bersihkan dan di cuci dengan menggunakan disinfectan, untuk menghindari penularan terhadap kandang yang lain.
      2. Gunakan sepatu dan seragam terpisah, jadi jangan menggunakan seragam sembarangan ketika melakukan pembedahan, pakai lah seragam yang sudah di sediakan oleh pihak perusahaan.
      3. Ketika sudah melakukan pembedahan, buang ayam tersebut atau bakar dengan menggunakan (incinerator) atau kubur, dan taburkan kapur beserta di sinfectant (jika anda mengubur ayam mati)
      4. Orang yang sudah melakukan pembedahan ayam, jangan masuk lagi ke dalam kandang, tanpa terkecuali. Sebaiknya anda melakukan pembedahan ayam di waktu akhir kerja anda, atau di sore hari, jadi setelah selesai kerja (post mortem) anda langsung pulang dan jangan melakukan kontak langsung terhadap ayam-ayam yang masih hidup.
    2. Spray tempat postmortem setiap hari dengan menggunakan di sinfectan, untuk menghindari penyebaran penyakit ke tempat atau kawasan kandang ayam

Manajemen Pemeliharaan Ternak Unggas (Broiler)

Oleh: Achmad Prafitdhin*

Dalam usaha peternakan unggas tidak lepas dari tiga unsur penting yaitu bibit, pakan, dan manajemen. Proporsi masing-masing yaitu 20% untuk bibit, pakan sebanyak 30% dan manajemen sebesar 50%. Kesemuanya bersinergi dalam suatu produksi ternak unggas.

A. Bibit
Bibit sebaiknya berasal dari pabrik dengan standart pengendalian mutu yang baik. Sebelum mendapatkan bibit, pabrik telah menyeleksi parent stock. Parent stock harus bagus secara performansnya yaitu sehat, kaki tidak pincang, punggung lurus tidak bungkuk, leher sempurna, dan bobot badan seragam.
Pemilihan tersebut didasarkan pada ayam saat melakukan perkawainan membutuhkan tumpuan kaki yang kuat. Selain itu kesehatan organ rangka sangat dibutuhkan oleh pejantan maupun betina.
Berbeda dengan ayam layer, ayam broiler memiliki siklus produksi telur (indukan parent stock). Yaitu umur 1-4 minggu disebut periode breeding, 5-25 minggu disebut growing, dan 26-64 minggu disebut laying. Sedangkan pada ayam layer, umumnya memiliki siklus produksi lebih cepat yaitu umur 19 minggu telah bertelur.
Mulai umur 26 minggu ayam parent stock telah bertelur. Namun telur tersebut tidak layak untuk ditetaskan. Telur-telur yang dihasilkan harus disortir. Telur tetas (hatching egg) dipisahkan dari telur young flock (telur yang dihasilkan oleh induk muda/ayam tembehan). Tujuannya adalah agar ayam yang dihasilkan tidak lemes-lemes karena berasal dari induk tembehan tersebut. Ukuran telur pun harus di perhatikan terhadap besar dan bentuknya. Umumnya memiliki indeks 45%.
Selanjutnya telur akan dikirim kepada hatchery untuk ditetaskan. Biosekuriti pada pabrik penetasan ayam lebih ketat daripada lainnya. Mulai dari biosekuriti mesin tetas, karyawan, peralatan, kendaraan, sampai dengan fumigasi hatching egg itu sendiri. Karena ayam-ayam bibit dihasilkan disini. Jika ayam bibit terserang penyakit maka akan menjadi masalah besar. Siklus ayam selanjutnya menjadi terganggu.
DOC (setelah 21 hari dalam mesin tetas) siap dikirimkan kepada pemesan, mitra ternak atau dipelihara sendiri untuk pabrik.
Metode pemeliharaan DOC yaitu menyiapkan brooder/indukan dan mengatur suhu kurang lebih 32-36°C. Gasolec dinyalakan hingga truk pembawa DOC datang setidaknya 2-3 jam sebelum ayam dimasukkan dalam kandang (Gasolec menyala hingga ayam umur 3 minggu). Dan melakukan tebar pakan sebanyak 1,5 kg tiap brooder. Target yang harus dicapai yaitu DOC harus mengenal lingkungan dalam kurun 4 jam pemeliharaan. Dalam waktu tersebut pun DOC harus makan dan 100% dari populasi temboloknya harus sudah terisi dengan pakan.
Alas kandang menggunakan kertas koran. Tujuannya adalah untuk mengendalikan bakteri penyebab koksidiosis. Jika ayam terlalu banyak memakan ekskretanya sendiri yang mengandung bakteri pembawa koksi maka koksidiosis akan menyerang. Namun jika ayam terlalu sedikit memakan ekskretanya jumlah bakteri koksidiosis yang dimakan sedikit, juga akantidak bagus. Sehingga harus tepat, salah satu pengendaliannya menggunakan kertas koran. Selain itu kertas koran menyerap air dan akan mudah dibersihkan dengan cara mengugulungnya.

B. Pakan dan Minum
Pakan diberikan sesuai tingkatan umur. Terdapat pakan starter, grower dan layer. Bagi ayam broiler umumnya hanya dua tipe pakan yaitu starter dan finisher. Namun pada ayam broiler parent stock tipe pakan berdasarkan tiga jenis pakan tersebut. Pakan starter umumnya memiliki kandungan protein 21-23%, grower 19-21% dan layer 18%. Sehingga pemberian pakan harus disesuaikan umur ayam.
Pemberian pakan harus selalu terkontrol dengan baik. Pakan diberikan menjelang DOC datang. Dengan volume tebar sebesar 1,5 kg per brooder. Saat DOC, jumlah pakan yang diberikan sedikit demi sedikit namun dalam waktu yang sering. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan nafsu makan serta menghindari kotoran yang bercampur dengan pakan. Sebab pada DOC tempat pakan berupa nampan plastik dan bukan berupa tempat pakan gantung. Sehingga harus sesering mungkin dibersihkan.
Pada ayam dara pemberian pakan dan minum secara otomatis sehingga mengurangi kontak dengan karyawan. Pemberian pakan yaitu 2 kali. Namun, ada juga metode dengan satu kali pemberian pakan selanjutnya dengan minum add libitum.
Feeder space tiap tempat pakan yaitu 1-8 ekor ayam. Semua ayam harus makan secepat-cepatnya, sehingga dalam waktu 15 menit semua pakan pada tempat pakan tersebut harus habis. Setelah 15 menit tempat pakan sesegera mungkin dinaikkan untuk menghindari “pencurian” pakan oleh ayam.
Pemberian pakan juga menganal sistem puasa. Namun, ayam masih tetap minum agar metabolisme tubuhnya tetap terjaga. Dengan konsep untuk memperoleh uniformitas ayam. Ayam akan seragam jika diperlakukan cara makan dan minumnya. Pemberian pakan metode treatment penulis bahas pada bagian manajemen.
Pakan untuk pagi hari disiapkan pada waktu sore hari, tujuannya agar distribusi pakan dapat cepat diperoleh. Sehingga ayam dapat makan dengan jumlah yang telah ditentukan, jatah makan pun menjadi terpenuhi.

C. Manajemen
Manajemen adalah suatu usaha pengelolaan untuk peternakan unggas agar mendapatkan keuntungan maksimal dengan tidak mengesampingkan faktor produksi lain. Salah satu faktor yang penting selain pakan dan bibit adalah kesehatan ternak, kandang, dan sumberdaya manusia.
Kesehatan pada ternak unggas menjadi harga mati. Sebab dengan tingkat produktivitas tinggi unggas mudah stress. Sehingga daya tahan tubuh gampang turun dan akhirnya penyakit mudah masuk ke dalam tubuhnya.
Biosekuriti, merupakan langkah awal pencegahan agar ayam broiler tidak mudah terjangkiti penyakit. Hal tersebut dilakukan pada :
- lingkungan farm, seperti segera mengeluarkan bangkai ayam dari dalam kandang agar tidak menyebarkan penyakit dan menjangkiti unggas lain
- pakaian dan sepatu karyawan
- sanitasi pada orang-orang yang memasuki kawasan dalam kandang, terkait erat dengan pekerja. Setidaknya ada 4 tahapan sterilisasi penyemprotan pada tubuh karyawan
- biosekuriti pada kendaraan, peralatan, dan lingkungan
Vaksinasi, vaksinasi harus dilakukan tepat waktu. Vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh ayam. Karena tubuh akan membentuk antigen terhadap jenis bakteri atau virus yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. Dan ketika ternak tubuhnya termasuki oleh bakteri atau virus yang sama, maka ternak tersebut telah kebal terhadap bakteri atau virus yang bersangkutan.
Vaksinasi dilakukan dengan beberapa metode diantaranya spray, wings web, intramuscular (leg), sub cutanous, tetes mata, tetes hidung dan tetes mulut (oral). Sedikitnya ayam mengalami 17 kali vaksinasi selama hidupnya hingga umur 2 tahun (versi Charoen Pokhpand). Beberapa vaksin tersebut diantaranya adalah ND, IBD, AI, ILT, dan Gumroro. Vaksin diberikan sesuai umur ayam dan kondisi lingkungan.
Pengobatan dilakukan ketika ayam mengalami sakit. Namun, tentu lebih baik adalah pencegahan dari penyakit melalui program biosekuriti dan vaksinasi.
Treatment/perlakuan juga menjadi perhatian khusus pabrik. Terutama pada ayam parent stock. Treatment biasanya dilakukan pada pemberian pakan. Ayam dipuasakan dengan model perbandingan antara makan dan puasa sebesar 4:3, 5:2, atau 6:1. Ayam mulai dilakukan treatment ini umur 5-22 minggu. Pada umur 5-7 minggu menggunakan model 4:3. Pada umur 8-14 minggu menggunakan treatment 5:2. Dan untuk umur 19-22 minggu menggunakan model 6:1. Tujuan dari perlakukan itu sendiri adalah untuk memperoleh ayam yang seragam dari segi bobot badan. Pakan yang diberikan dalam satu minggu dijumlahkan dan dibagi dengan hari saat mereka makan.
Misalnya dalam satu minggu ayam menghabiskan pakan sebanyak 700 gram. Maka, jika dengan perlakuan 4:3, jumlah pakan tersebut dibagi dengan 4 sehingga dapat diperoleh seperti berikut ini:
Tabel 1. Treatment pakan pada ayam umur 5-7 minggu
Keterangan Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
Keadaan biasa 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram
Dengan treatment 175 gram Puasa 175 gram Puasa 175 gram Puasa 175 gram
Perkandangan sangat menunjang kesehatan dan produktivitas ayam. Model kandang, sangat menentukan sirkulasi udara dalam kandang dan jumlah amoniak yang menguap. Pada kandang PT Charoen Pokhpand, model kandang yang digunakan adalah dengan tipe tertutup (close house). Dengan tipe tertutup aliran angin (air flow) akan mudah dikontrol. Selain itu untuk mengurangi ayam kontak dengan udara terbuka yang mengandung bibit penyakit.
Kandang tertutup menggunakan kipas angin untuk mengeluarkan udara dalam kandang yang banyak mengandung amoniak. Udara masuk dari arah ujung samping kiri dan kiri bagian kandang. Udara harus melewati penyaringan (filter) untuk mencegah bibit penyakit masuk saat udara masuk. Sedikitnya terdapat 3 buah filter yang dilewati udara masuk tersebut.
Tujuan udara masuk dilewatkan samping kiri dan kanan yaitu ketika udara masuk dan berbenturan satu dengan yang lain, udara tersebut akan membawa lebih banyak oksigen.
Kipas angin atau blower ditempatkan di bagian ujung kandang. Tujuannya saat udara masuk maka udara yang lain teresak dan segera mengeluarkannya. Kandang ukuran 12 x 120 meter membutuhkan 8 buah blower.
Melalui satu kesatuan utuh manajemen produksi ternak unggas baik bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan akan diperoleh keuntungan yang maksimal. Sebab tujuan akhir dari manajemen ternak unggas adalah mendapakan keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya serendah-rendahnya


Hama dan Penyakit Ayam Ras Pedaging

1) Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta
melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

3) Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau
pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

Penyakit IB pada Ayam Pedaging


tip & Trik
Infectious Bronchitis (IB) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Coronaviridae yang menyerang saluran pernafasan dan saluran reproduksi, bersifat akut dan sangat menular. Ayam yang terserang penyakit IB akan menyebabkan radang kantung udara, gangguan pertumbuhan dan penurunan efisiensi ransum. Penurunan efisiensi ransum pada akhirnya menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas karkas ayam. Penyebaran penyakit IB melalui udara, bahkan penyebaran dapat terjadi meskipun pada jarak yang agak jauh. Ayam yang peka terhadap virus IB menunjukkan gejala sakit pada 48 jam setelah tertular. 


Waktu inkubasi 18-36 jam tergantung dari jumlah virus, umur ayam, status imunitas (baik maternal antibodi maupun dari vaksinasi),  nutrisi dan serotipnya. Beberapa serotip virus IB antara lain adalah : Massachuttes,ConnecticutGeorgiaDelawareIowa 69Iowa 97New Hampshire,Australia-THollandItalian dan lain lain. Diantara semua serotip,Massachuttes merupakan yang paling berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
            Gejala-gejala yang timbul akibat serangan IB adalah gangguan pernafasan (megap-megap), batuk, bersin, iritasi pada tenggorokan, leleran cairan pada hidung, mata yang basah dan sering ditemukan kebengkakan pada rongga hidung. Gejala-gejala tersebut juga tergantung pada tingkatan usia ayam. Pada umur lebih dari 6 minggu dan ayam dewasa gejala klinik yang tampak sama dengan pada anak ayam, tetapi leleran hidung tidak selalu tampak jika tidak diamati dengan seksama. Pada umur 5-6 minggu merupakan gejala yang paling terlihat, biasanya ditandai dengan ayam ngorok, megap-megap dan batuk. Ngorok yang terjadi biasanya pada waktu malam hari. Beratnya penyakit juga tergantung infeksi sekunder, terutama disebabkan oleh Escheria coli dan Mycoplasma. Tingkat kematian pada anak ayam berkisar 0-40%. Kematian tertinggi terjadi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu. Kematian terendah terjadi pada ayam dewasa (berkisar 0-5%). Pada bedah bangkai ditemukan adanya perubahan pada saluran pernafasan, kantung udara dan kadang-kadang pada ginjal. Perubahan saluran pernafasan yaitu pada trachea, bronchi dan rongga hidung ditemukan lendir yang bersifat serous (lendir yang masih bening). Pada selaput lendir trachea menjadi kemerahan, kantung udara keruh dan ada bagian yang menebal. Paru-paru menjadi congesti dan pneumonia. Kadang-kadang ginjal membengkak dan pada salurannya terdapat kristal asam urat terutama pada ayam muda dan ayam pedaging.
            Diagnosa penyakit dilakukan dengan melihat sejarah penyakit, program vaksinasi, gejala klinis, bedah bangkai, pemerikasaan laboratorium dan pemeriksaan titer antibodi. Penyakit IB memiliki beberapa kemiripan dengan penyakit-penyakit pernafasan lainnya seperti Newcastle Disease(ND), Infectious Laryngotracheitis (ILT), Coryza dan Crhonic Respiratory Disease (CRD). Penyakit-penyakit tersebut memiliki ciri khas sendiri yang membedakan dengan yang lainnya. ND menyerang saluran pernafasan juga menimbulkan kerusakan pada saluran pencernaan dan syaraf. Ciri khas perubahan patologi anatomi pada kasus ND, adanya perdarahan berupa titik-titik pada proventiculus dan peradangan disertai adanya jaringan yang mati pada usus (enteritis necroticans). ILT ditandai dengan sering munculnya batuk/bersin, keluar lendir berdarah/massa putih kekuningan, sukar bernafas dan leher dijulurkan. Tenggorokan dan kerongkong menebal berisi mukosa kental/darah. Coryza memiliki ciri-ciri ayam suka ngorok, sukar bernafas, muka bengkak, hidung berlendir dan bau. Peradangan sinus hidung, trachea dan kantung udara. CRD memiliki gejala nyata berupa ayam ngorok, keluar lendir, dari lubang hidung, peradangan sinus hidung, trachea dan kantung udara keruh.
            Program pencegahan penyakit IB adalah melakukan program vaksinasi pada umur 4 dan 19-21 hari, sanitasi yang baik, perbaikan tata laksana pemeliharaan dan memperhatikan kepadatan kandang. Ayam yang dipelihara secara intensif penyebaran penyakit lebih mudah, karena sekumpulam akan makan, minum dan buang tinja di tempat yang sama, jika pencegahan tidak dilakukan secara baik tidak menutup kemungkinan akan membuka gerbang penyakit-penyakit pernafasan yang lain akibat terlalu tingginya kadar amonia dalam kandang akibat sanitasi yang buruk. Namun jika ayam terlanjur terkena IB, perlakuan pertama adalah dengan memberi obat anti stress untuk mempercepat pemulihan kondisi tubuh ayam.

PI/Hasan
Silahkan mengutip dan atau meng-copy isi tulisan ini dengan menyebutkan sumbernya : www.poultryindonesia.com

SUKSES BETERNAK AYAM BROILER


Disadari atau tidak, sebuah peternakan ayam juga merupakan sebuah perusahaan. Terlepas dari besar kecilnya populasi ayam yang dipelihara, peternakan pun harus memiliki manajemen yang baik layaknya perusahaan.
Kata manajemen sering didengar saat berbicara mengenai peternakan misalnya manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan dan juga manajemen pakan. Pemakaian kata tersebut dikarenakan manajemen merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan sistem pengelolaan peternakan. Dengan manajemen yang baik, peternakan juga akan berjalan dengan baik.

Lingkup kecil seperti kandang broiler di atas pun membutuhkan manajemen yang baik
agar keuntungan maksimal (Sumber : huha.alteredego.co.nz)

Optimal menjalankan fungsi-fungsi yang termasuk dalam manajemen adalah hal yang harus dilakukan. Salah satu fungsi dalam manajemen ialah fungsi evaluasi.
Evaluasi didefinisikan sebagai proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (id.wikipedia.org). Bagi peternak, evaluasi sangat membantu dalam menemukan masalah yang ada yang selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar peternakan bisa berjalan lebih optimal dibanding sebelumnya.

Indeks Performan (IP) sebagai Parameter Utama
Info Medion kali ini akan mengangkat peternakan broiler sebagai fokus. Hal ini dikarenakan peternakan broilermemiliki waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang dan banyak dimiliki oleh peternak baik dengan sistem kemitraan maupun mandiri.
Evaluasi pada peternakan juga membutuhkan sejumlah perangkat pengukuran yang dinamakan parameter. Sebagai bahan perbandingan, parameter tersebut dibandingkan dengan standar dari breeder.
Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.
IP = (100 - D) x BB x 100
         FCR x (A/U)
Keterangan :
IP     : Indeks performan
D     : persentase deplesi (%)
BB   : bobot badan rata-rata saat panen (kg)
FCR : feed conversion ratio
A/U  : umur rata-rata panen (hari)

Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut. Menilik rumus IP di atas, untuk menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain yaitu:


1. Bobot badan (BB) rata-rata
Rumus ini digunakan untuk mengukur berat badan baik saat kontrol berat badan maupun saat panen. Berikut rumus tersebut :
BB = Bobot timbang (kg)
             Jumlah ayam (ekor)
Bandingkan hasil perhitungan di atas dengan data dari breeder. Idealnya, bobot badan rata-rata kandang lebih besar atau sama dengan standar. Jika bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan kepadatan kandang.
Penimbangan berat badan dapat dilakukan secara rutin tiap minggu dan saat panen. Penimbangan rutin tiap minggu dinamakan pula kontrol berat badan. Teknik kontrol badan tersebut ialah mengambil sampel 50–100 ekor tiap kandang secara merata di setiap bagian kandang. Kontrol berat badan merupakan metode penimbangan individu yang berarti seekor ayam ditimbang untuk berat badannya. Sebaiknya gunakan timbangan yang memiliki sensitivitas lebih tinggi agar berat badan ayam perindividu dapat lebih teliti diamati. Kegiatan ini dilakukan pada waktu yang sama tiap minggunya misalnya Senin pagi ketika kondisi tembolok kosong.
Penimbangan saat panen menggunakan metode penimbangan massal karena jumlah populasi yang harus ditimbang banyak. Faktor efisiensi waktu dan tingkat stres ayam menjadi hal yang penting. Secara teknis, penimbangan ayam bisa berbeda misalnya ayam ditimbang sekaligus keranjangnya atau ada juga yang mengikat ayamnya dahulu baru digantung. Ada dua model timbangan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan yaitu :
a) Timbangan gantung
Model timbangan ini paling sering digunakan untuk menimbang ayam karena memiliki beberapa kelebihan antara lain lebih praktis, ringan dan mudah dibawa. Lebih praktis karena bisa digunakan untuk menimbang berat badan ayam langsung maupun menggunakan keranjang. Hanya saja, saat menimbang ayam harus diikat kakinya terlebih dahulu agar memudahkan penggantungan ayam.


Contoh timbangan gantung
(Sumber : Dok. Medion)
b) Timbangan duduk
Timbangan duduk cocok untuk mengurangi kematian dan meminimalisir resiko afkir saat penimbangan akibat patah sayap atau kaki. Metodenya ialah timbang keranjang dahulu untuk menentukan berat keranjang, baru kemudian keranjang diisi dengan ayam.
Saat panen, keranjang ayam diisi maksimal 15 ekor (atau tergantung besar ayam dan kapasitas keranjang ayam). Tujuannya ialah menghindari kematian akibat ayam berdesakan dalam keranjang.


2. Rasio konsumsi pakan terhadap peningkatan berat badan atau Feed Conversion Ratio (FCR)
Rumus menghitung FCR ialah :
FCR = Jumlah pakan yang dikonsumsi (kg)
               Berat badan yang dihasilkan (kg)
Dengan kata lain, FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat menghasilkan berat badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1). Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada broiler biasanya target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat sesuai umur ayam.
Breeder biasanya sudah menyertakan standar FCR tiap minggu dalam buku panduannya agar peternak bisa terus memantau FCR ayamnya tiap minggu. Nilai FCR yang sama atau lebih kecil dibandingkan standar, menandakan terjadinya efisiensi pakan yang didukung dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Namun jika nilai FCR lebih besar dibandingkan standar maka mengindikasikan terjadi pemborosan pakan sebagai akibat tidak maksimalnya manfaat pakan terhadap pertambahan bobot badan ayam. Salah satu faktor yang berperan penting menyebabkan hal ini ialah stres. Stres direspon oleh tubuh dengan memobilisasi glukosa untuk diubah menjadi energi dan digunakan untuk menekan stres itu sendiri. Akibatnya, hanya sedikit energi yang diarahkan ke pertambahan bobot badan.


3. Rata-rata umur ayam saat panen (A/U)
Parameter ini menghitung rata-rata umur ayam yang dipanen. Pemanenan yang termasuk ke dalam parameter ini ialah pemanenan ayam sehat pada bobot badan tertentu. Jadi, ayam afkir tidak masuk ke dalam perhitungan ini. Misalnya ada permintaan 600 ekor ayam broiler berat 1 kg kepada peternak broiler yang memiliki populasi 3.000 ekor. Sehingga peternak memutuskan memanen 600 ekor ayam yang sudah mencapai berat 1 kg sedang yang lainnya (2400 ekor,red) tidak. Rumus menghitung A/U ialah :
          A/U =           (U x P)           
                    total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen
4. Tingkat deplesi populasi
Deplesi populasi atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam (culling ayam). Rumus menghitung tingkat deplesi (D) ialah sebagai berikut :
D = Jumlah ayam mati + afkir x 100%
                        Populasi awal
atau bisa juga,
D = Populasi awal - jumlah ayam panen x 100%
                               Populasi awal

Kematian ayam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari baik karena sakit atau faktor-faktor lain. Biasanya peternakan menetapkan batas maksimal kematian yang dapat ditoleransi yaitu +5% semakin banyak ayam yang mati maka semakin besar kerugian peternak.
Keputusan pengafkiran ayam broiler biasanya karena sakit dan cacat yang ditinjau berdasarkan pertimbangan resiko dan ekonomis di bawah ini.
a) Pertimbangan resiko
Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan resiko ialah potensi kesembuhan ayam, seberapa parah penyakit ayam, seberapa besar resiko yang dihadapi (kematian dan hambatan pertumbuhan,red) bila ayam lain tertular penyakit tersebut dan resiko kematian.
Ayam yang masih mau makan dan minum serta mau bergerak tentu kemungkinan sembuhnya lebih besar dibandingkan yang sudah tidak mau makan dan minum. Hal serupa juga terjadi jika ayam terkena penyakit yang sulit disembuhkan seperti ND terutama tipe saraf dan AI. Meskipun sembuh, ayam yang sudah terinfeksi penyakit tersebut sulit kembali mencapai produktivitas optimal. Belum lagi, resiko penularan penyakit dan kematian ayam tersebut jika tidak segera diafkir.
b) Pertimbangan ekonomis
Pendeknya umur pemeliharaan broiler adalah alasan utama mengapa pertimbangan ekonomis sangat penting. Salah satu konsekuensi hal tersebut ialah kecenderungan keputusan afkir untuk ayam yang sakit saat mendekati panen dibandingkan melakukan pengobatan. Pertimbangan ekonomis utama ialah terkait dengan berkurangnya keuntungan akibat pengeluaran biaya pengobatan dan pakan selama ayam sakit. Contoh kasus ialah ayam broiler sakit colibacillosis umur 33 hari (panen +35 hari). Dianjurkan ayam tersebut dipanen daripada diobati. Alasannya ialah berat badan ayam sudah hampir mencapai berat penjualan. Dengan penambahan waktu pemeliharaan untuk pengobatan, terjadi penambahan biaya untuk pengobatan dan pakan. Hal di atas belum termasuk resiko penurunan berat badan dan juga kematian ayam.

Pengafkiran ayam perlu juga memperhatikan kondisi ayam yaitu apakah bisa menggapai tempat pakan atau tidak (Sumber : huha.alteredego.co.nz)

Contoh Perhitungan
Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal       : 5.000 ekor
Populasi akhir       : 4.850 ekor
Umur panen          : 28 hari
Berat panen total   : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC            : 40 g/ ekor
Ayam mati            : 65 ekor
Ayam afkir            : 85 ekor
Waktu panen
21 hari --> 520 ekor    = 0,82 kg
28 hari --> 3.850 ekor = 1,4 kg
35 hari --> 480 ekor    = 2 kg
maka perhitungannya ialah,
D = (65 + 85) ekor x 100%
          5000 ekor
D = 3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)

Rata-rata BB ayam saat panen
(480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
                    3.850 + 480 + 520 ekor
= 960 + 426,4 + 5.390 kg
            4.850 ekor
6.776,4 kg
   4.850 ekor
= 1,4 kg/ ekor ayam

FCR =                9.400 kg               
           6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
       = 1,43

A/U = (21x520)+(28x3850)+(35x480)
                     (4850) ekor
      = 27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)

IP = (100% - 3%) x 1,4 kg x 100
                1,43 x 27,94 hari
    = 339,89 (standar IP: ≥ 300)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa peternakan tersebut telah berjalan dengan optimal. Kesimpulan tersebut diangkat berdasarkan beberapa hal di bawah ini:
  1. Persen deplesi ayam di peternakan (3%) lebih rendah dibanding target maksimal deplesi yaitu +5%. Hal ini disebabkan baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan, vaksinasi dan juga pakan yang berujung pada rendahnya persentase deplesi.
  2. Nilai A/U (27,94 hari) yang berselisih 0,06 hari dengan umur panen ter-banyak di umur 28 hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB berdasarkan permintaan pasar yaitu pada BB 0,82 kg (520 ekor), 1,4 kg (3.850 ekor) dan 2 kg (480 ekor). Peternak memutuskan untuk menyisakan sebagian ayam untuk dipanen dengan BB 2 kg. Seperti diketahui, masing-masing BB ayam memiliki pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9 kg disukai rumah makan dan pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai industri mie instan dan kaldu ayam (www.ppti.usm.my).
  3. Rata-rata BB ayam saat tiga kali panen ialah 1,4 kg. BB panen umur 21 hari (0,82 kg), 28 hari (1,4 kg) dan 35 hari (2 kg) sedangkan standar BB breeder untuk 21 hari ialah 0,801–0,885 kg, 28 hari (1,316–1,478 kg) dan 35 hari (1,879–2,155 kg). Menilik perbandingan di atas, ayam sudah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari. Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memang patut diusahakan bahkan sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin agar ayam yang BB tidak sesuai standar dapat segera dipisahkan dan diberi perlakuan khusus yaitu penambahan jumlah pakan 10% (maksimal +15 g) dan vitamin. Anda bisa mengkombinasikan pemberian vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya Vita Chicksdan Strong n Fit untuk umur 0-1 minggu, Broiler Vita untuk umur 1-3 minggu serta Neobro untuk di atas 3 minggu hingga panen.
  4. Pencapaian IP peternakan tersebut (339,89) sudah sangat baik karena melebihi standar yaitu ≥300. Tingginya IP tersebut menandakan suatu peternakan telah menerapkan sistem manajemen yang cukup efisien dan efektif.

Perhitungan Break Even Point (BEP)
Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.

BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
                            BB
Keterangan :
BB    : berat badan rata-rata ayam
P      : harga pakan per kg
DOC : harga DOC
BOP : biaya operasional
BV   : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)

Berikut contoh perhitungan BEP yang mengambil data dari soal sebelumnya untuk 3850 ekor ayam yang dipanen pada umur 28 hari dengan tambahan data berikut:

Jumlah ayam*                            : 4.000 ekor
Total konsumsi pakan*               : 7.399,46 kg
Harga DOC                               : Rp. 3.000,-/ ekor
Harga pakan                             : Rp. 5.350,-/ kg
Biaya operasional pemeliharaan : Rp. 1.600/ ekor
Biaya pengobatan                     : Rp. 300/ ekor
Ket. * termasuk ayam mati dan afkir tapi tanpa ayam yang dipanen tidak pada umur 28 hari

FCR =           7330,4 kg               
           5390 kg – (0,04 kg x 4000)
       = 1,41
(standar FCR umur 28 hari = 1,417 – 1,475)

BEP = ( 1,4 x 1,4 x 5350) + 3000 + 1600 + 300
                                 1,4
       = Rp. 11.043,5/ ekor

Seusai harga jual ayam di peternak per 11 Januari 2010 untuk wilayah Bandung (+ Rp. 10.400,-/kg untuk ayam ukuran <1,5 kg) maka :

HP = HK x BB
     = Rp. 10.400 x 1,4 kg
     = Rp. 14.560,- / ekor
Keterangan
HP : harga jual ayam di peternak per ekor
HK : harga jual ayam di peternak per kg
BB : berat badan rata-rata ayam

Jika nilai BEP lebih rendah dari harga jual ayam, maka peternak untung. Namun jika sebaliknya, peternak rugi. Jadi laba atau rugi dihitung berdasarkan selisih harga penjualan ayam dikurangi BEP.

Laba = HP – BEP
        = 14.560 – 11.043,5
        = Rp. 3.516,5/ ekor ayam

Berdasarkan perhitungan di atas, untuk setiap ekor ayam yang dipanen peternak mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3.516,5.

Sistem Pencatatan
Sistem pencatatan yang baik akan memberikan gambaran kondisi peternakan yang riil. Sebaiknya sistem tersebut melibatkan peran seluruh pegawai dalam peternakan tersebut.
Komponen utama sistem pencatatan ialah tabel pencatatan (recording) yang berisi kesemua parameter di atas. Secara teknis, membuat suatu tabel pencatatan tidaklah sulit. Pertama-tama buat format tabel recordingdata harian kandang broiler untuk masing-masing kandang, seperti yang terlihat pada gambar contoh recordingdata harian kandang di bawah ini. Lalu komunikasikan dengan segenap karyawan di kandang Anda agar selalu mengisi data tersebut.


Contoh recording data harian kandang untuk broiler 
(Sumber : Dok. Medion)
Pengisian data tersebut bisa dilakukan saat pegawai kandang memberi makan ayam di pagi atau sore hari. Selanjutnya data harian kandang tersebut dicatat ulang oleh manajer kandang dalam buku catatan harian kandang.
Tahap selanjutnya ialah mengolah data kandang tersebut menjadi diagram garis atau batang. Hal ini akan memudahkan penerjemahan data tersebut. Akan lebih baik jika hasil rekapitulasi data tersebut dibandingkan dengan data standar dari breeder.
Sesuai fungsi evaluasi dalam manajemen, parameter-parameter di atas pun ditujukan untuk mengawasi dan mengendalikan untuk memastikan jalannya peternakan telah berjalan sesuai perencanaan awal. Semoga Anda bisa mengoptimalkannya untuk keberhasilan peternakan broiler Anda. Semoga berhasil.

Contoh alur sistem pencatatan di suatu peternakan broiler 
(Sumber : Dok Medion)

Info Medion Edisi Februari 2010
Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).